Melihat Keindahan Perkemahan SumberBoto Jombang

[eko]

   
Sebuah gapura berwarna hitam dan sedikit kusam terpancang kukuh di jalan poros Mojoagung Wonosalam Kabupaten Jombang. Dua pilar setinggi kira-kira 3 meter yang
berada persis di pertigaan jalan raya Jombang Surabayamenuju arah Wonosalam itu menjadi pintu masuk kawasan wisata pemandian Sumberboto Kecamatan Mojowarno dan sentra penghasil durian Wonosalam. Sedaang di Mnojhoagung sedndiri, sejak kala dulu, telah terkenal dengan kerajinan cor kuningan yang telah berhasil menembus pasar mancanegara.


Dalam perjalanan wisata menuju sentra penghasil durian yang kesohor itu, kita pasti akan melerwati sebuah pemandian di areal pemangkuan hutan. Namanya, pemanandian Sumberboto Monumen perjuangan dan pemandian Sumberboto ini, masuk wilayah Kecamatan Mojowarno. 7 km menuju ke selatan dari arah Mojoagung. Di sana terdapat saksi sejarah yang, konon, dikabarkan sebagai peninggalan Kerajaan Majapahit. Dalam perkembangannya, jadilah tempat itu sebagai sarana rekreasi bagi keluarga.

Jalan menuju tempat wisata itu, tidaklah sulit. Tempat pemandiannya pun tergolong cukup representatif. Karenanya, tidak sedikit masyarakat yang berharap agar tempat itu dijadikan wisata andalan untuk daerah Jombang.

Perjalanan wisata pun dapat dilanjutkan ke arah selatan menuju daerah sentra penghasil durian, Wonosalam yanag terkenal itu. Di tempat ini, para penikmat durian dapat dapat mencicipi durian serasa sinden sambil emikmati pemandangan alam pegunungan lereng G Anjasmoro yang masih nampak hijau.

Sebelum sampai di daerah agro wisata Wonosalam, di tepi jalan Desa Pulosari (masuk wilayah Kecamatan Bareng), terdapat candi situs peninggalan kerajaan Mojopahit. Namanya, candi Rimbi atau sering disebut candi Arimbi sering dikunjungi serombongan wisatawan dan para peneliti benda-benda purbakala dari arkeolog.

Memasuki areal purbakala ini, suasan tidak jauh berbeda ketika kita memasuki perkampungan biasa. Suasana sakral nyaris tidak terasa, meski kompleks purbakal ini, dulu pernah dijadikan tempat semedi para raja-raja Mojopahit. Hanya ada seorang penjaga (juru kunci) candi yang tinggal tak jauh dari lokasi candi.

Begitu melongok kearah kiri, dari situ telah nampak candi Arimbi yang berdiri megah. Bentuknya menyerupai candi-candi pada umumnya. Hanya saja, pada bagian atas lebih tipis dan ramping. Ditempat ini pula, menurut banyak cerita, candi Arimbi ini dijadikan tempat persemayaman abu raja-raja Mojopahit. Selain sebagai tempat pemujaan, candi itu sekaligus sebagai tempat peristirahatan para prajurit Mojopahit saat mengembangkan wilayahnya keaerah selatan menuju Kadiri.

Pada bagian atas candi, doeloe, pernah ditempatkan sebuah arca bertangan delapan. Orang-orang disekitar candi mengatakan, bahwa arca berukuran setinggi manusia dewasa itu sering disebutnya sebagai arca tangan Sewu.

Patung yang ditenpatkan di sebuah frame bagian atas menghadap kearah barat itu, kini sudah tidak ada lagi. Tidak seorang pun warga disekitar candi yang mengetahui kemana patung itu kini berada.

Konon, sekitar tahun 1975, ada sekelompok orang yang berusaha mengambil dan menurunkan patung Tangan Sewu itu dari tempatnya, namun gagal karena terpergok orang lain, sehingga patung itu harus dikembalikan lagi, meski saat itu sudah berada dibawah candi.

Tidak lama kemudian, datang lagi sekelompok orang dengan seragam layaknya dari dinas purbakala. Mereka itulah dengan terang-terangan menurunkan patung dan membawanya pergi, entah kemana.

   


   


   


   

[exxegucute]

Sebaiknya jalan-jalan di sumberboto jombang ketika musim durian, karena ada bisa membeli buah durian dengan harga murah